KRISIS EKONOMI GLOBAL
Krisis global
adalah salah satu dilema yang sedang indonesia sejak dahulu hingga sekarang.
dan ini adalah dinamika kehidupan ekonomi yang tidak tetap perubahannya .
kadang sistem ekonomi dunia naik kadang sistem ekonomi dunia merasa merosot
drastis . ini menyebabkan gejolak besar bagi kehidupan ekonomi seluh dunia ,tak
terkecuali indonesia.akibatnya langsung meledaknya harga kebutuhan pokok di
indonesia .yang mana sebelum saja sudah menjepit dompet masyarakat dan kini
semakin menekan sektor -sektoer usaha yang menyediakan kebutuhan tersebut .
Perubahan ekonomi yang terjadi secara
cepat tersebut mengarah pada turunnya nilai tukar mata uang dan harga kebutuhan
pokok yang semakin tinggi. Krisis ekonomi dapat melanda suatu negara apabila
perubahan perekonomian sudah tidak dapat dibendung lagi.contoh Krisis Ekonomi
1997 memporak-porandakan perekonomian global.Tidak memandang perekonomian
negara berkembang ataupun negara maju.Walaupun krisis ini lebih populer dikenal
dengan sebutan “KRISIS ASIA”,tetapi tidak hanya negara Asia saja yang terkena
dampaknya.Semua terkena dampak dari krisis ini.Yang pada akhinya berdampak pada
menurunnya kualitas kesejahteraan tiap warga negara.Ini disebabkan sektor
moneter tidak pernah,dan tidak akan pernah,lepas kaitan dengan sektor
riil.Karena,bagaimanapun,keberadaan sektor moneter dengan segala kebijakan dan
berbagai lembaga keuangan yang menopangnya tidak bisa berdiri sendiri.Sehebat
dan secanggih apapun sektor ini,pada dasarnya merupakan fasilitator bagi sektor
real.Selanjutnya,kita akan melakukan analisis tentang dampak krisis ekonomi
bagi Indonesia.
PENYEBAB KRISIS EKONOMI MENURUT IDENTIFIKASI PARA PAKAR :
1. Fenomena productivity gap (kesenjangan produktifitas) yang erat berkaitan dengan lemahnya alokasi aset ataupun faktor-faktor produksi.
2. Fenomena diequilibrium trap (jebakan ketidak seimbangan) yang berkaitan dengan ketidakseimbanagan struktur antarsektor produksi
3. Fenomena loan addiction ( ketergantungan pada hutang luar negeri) yang berhubungan dengan perilaku para pelaku bisnis yang cenderung memobilisasi dana dalam bentuk mata uang asing (foreign currency)
PENYEBAB KRISIS EKONOMI MENURUT IDENTIFIKASI PARA PAKAR :
1. Fenomena productivity gap (kesenjangan produktifitas) yang erat berkaitan dengan lemahnya alokasi aset ataupun faktor-faktor produksi.
2. Fenomena diequilibrium trap (jebakan ketidak seimbangan) yang berkaitan dengan ketidakseimbanagan struktur antarsektor produksi
3. Fenomena loan addiction ( ketergantungan pada hutang luar negeri) yang berhubungan dengan perilaku para pelaku bisnis yang cenderung memobilisasi dana dalam bentuk mata uang asing (foreign currency)
Kapitalisme mungkin menjadi salah 1
tersangka utama penyebab rentannya ekonomi dunia mengalami krisis ekonomi.
Sempat terjadi gelombang protes besar-besaran di Amerika oleh massa terhadap wall street. Kapitalisme dituduh
sebagai penyebab kesenjangan ekonomi dan krisis ekonomi.
Kapitalisme berasal dari kata “kapital”,
artinya “modal”. Sistem kapitalisme pertama kali diciptakan oleh Adam Smith
dalam bukunya yang berjudul “The
Wealth of Nations”. Sistem kapitalisme sebenarnya dibuat untuk
menolong perusahaan-perusahaan mendapatkan modal untuk memajukan perusahaan.
Selain itu, sistem ini juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut
ambil bagian dalam perusahaan, ikut memiliki perusahaan, dan ikut meraih
keuntungan dari perusahaan. Kesempatan itu bisa dicapai dengan cara membeli
saham perusahaan.
CARA MENGATASI KRISIS EKONOMI GLOBAL
Mengatasi Penyebab dan
Dampak Krisis Ekonomi Global masih menjadi berita hangat tanpa melewati satu
hari pun dalam bulan-bulan terakhir ini. Berbicara krisis ekonomi adalah bukan
berbicara tentang nasib 1 (satu) orang bahkan lebih dari itu semua karena ini
menyangkut nasib sebuah bangsa. Berbagai argument dan komentar pun dilontarkan
di berbagai media yang selalu memojokkan pemerintahan Yudhoyono dan BI (Bank
Indonesia) Di salah satu media menyatakan bahwa Presiden Yudhoyono menyampaikan
langkah untuk menghadapi masalah tersebut. Langkah- langkah di antaranya:
1. Meningkatkan
penggunaan produksi dalam negeri
2. Memanfaatkan peluang
perdagangan internasional
3. Menyatukan langkah
strategis Pemerintah dengan Bank Indonesia (BI)
4. Menghindari politik
non partisan untuk menghadapi krisis.
Kedengarannya memang
masuk akal tapi untuk menghadapi krisis itu bukanlah semata adalah tugas
pemerintah dan Bank Indonesia tapi badai krisis ini perlu dihadapi bersama
denan cara masayarakat turut berperan aktif jangan sampai seprti kejadian
Krisis Ekonomi Global ke II ini lebih dahsyat meluluh-lantakkan Perekonomian
Indonesia seperti yang telah terladi pada Badai Krisis Moneter Ke I di Era
Soeharto.
Sadar atau pun tidak
sadar Akibat Krisis Ekonomi Global kali in sudah sangat jauh merambah dalam
berbagai strata masyarakat. Dimana-mana pengangguran semakin bertambah
,pendapatan perkapita drastis menurun karena beberapa industri mulai mengurangi
tenaga-kerja atau mulai meliburkan tenaga kerja tanpa batas waktu. Seiring
dengan hal itu investor-investor lokal dan Asing pun mulai menarik saham dalam
industri-industri di Indonesia. Dari kejadian kejadian itu akan menjadikan
peluang untuk Angka Kriminalitas akan melonjak naik Grafiknya di tanah air
belum lagi kasus-kasus korupsi terbaikan karena bangsa ini telah disibukkan
dengan masalah yang lebih di prioritaskan sehingga dengan bebasnya para koruptor
meneruskan aksinya ditiap jenjang.
Memang sangat Ironis di
satu sisi Indonesia yang dikenal sebagai negara Agraris tapi disisi lain
beberapa item bahan pokok masih mengandalkan hasil import dari negara tetangga.
Ini mungkin salah satu kelemahan dari bangsa kita bahkan diri kita yang sebagai
rakyat yang kurang berusaha secara profesional dalam mengelola asset-asset yang
dimiliki oleh Indonesia. Lihat saja kekayaan Alam Indonesia mulai dari hasil
laut belum dapat dikelola dengan baik karena Fasilitas-fasilitas nelayan kurang
memadai sehingga negara-negara lain meraup keuntungan dari hasil menangkap
hasil laut dengan cara yang tidak fair/legal. Belum lagi persediaan minyak yang
semakin lama semakin menipis serta Tambang-tambang Emas yang masih dikuasai
negara asing. Jadi sangat disayangkan Punya Harta yang sangat berlimpah ruah
tapi tidak dapat dinikmati secara maksimal oleh bangsa ini.
Jadi memang pas ketika
masyarakat mengatakan bahwa Krisis ekonomi global telah terjebak pada sistem
kapitalisme internasional sehingga sampai saat ini sepertinya tak ada persiapan
jelas menghadapi krisis keuangan global yang berawal dari runtuhnya industri
keuangan yang terjadi di Amerika Serikat. Mereka yang krisis kita yang
”hancur-hancuran” seperti pada bursa saham anjlok sehingga menghentikan
operasionalnya.
Kesimpulannya Indonesia
belum siap menghadapi Dampak Krisis Ekonomi Global yang di motori oleh Negara
Super Power itu. Mungkin dari beberapa uraian diatas dapat memberi gambaran
bahwa kita punya potensi menghadapi krisis ini jika kita meningkatkan kesadaran
sebagai masyarakat indonesia termasuk element pemerintah berikut departement
terkait untuk meningkat pengelolaan sumber daya secara profesional sehingga bangsa ini menjadi
produktif dalam penyediaan hasil bumi dan dapat mandiri serta terbebas sebagai
negara importir bahan pangan dan minyak bumi terbesar yang akan membalikkan
keadaan menjadi negara Pengekspor terbesar kedepannya.